Hudaya Safari

021 – 31900306 / 309 – Travel Umroh Haji Sesuai Sunnah Terbaik Termurah Terdekat

care@hudayasafari.com

Travel Umroh Haji Sesuai Sunnah Terbaik Termurah Terdekat

care@hudayasafari.com

021 – 31900306 / 309


HUDAYANEWS-Hajar Aswad adalah batu yang terletak di salah satu sisi Ka’bah, yang disunahkan untuk dicium jika mampu, baik dalam manasik haji maupun umrah. Batu ini berwarna hitam, sehingga dinamakan “hajar” yang berarti batu, dan “aswad” yang berarti hitam.Hajar Aswad bukanlah batu biasa; ia memiliki makna yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Terdapat beberapa keutamaan yang pastinya akan membuat Anda ingin menyentuh dan menciumnya langsung di tanah suci. Salah satu keutamaannya adalah sabda Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Tirmidzi, “Hajar Aswad adalah batu yang berasal dari surga.”

Dibalik posisi dan keistimewaannya, terdapat fakta menarik tentang Hajar Aswad yang mungkin kurang diketahui oleh umat Muslim. Berikut adalah ulasannya:

1. Kesunahan Mencium Hajar Aswad

Agama menganjurkan untuk mencium dan mengusapkan tangan pada batu hitam ini. Hal ini sesuai dengan kisah Sayyidina Umar radliyallahu anh, yang suatu ketika mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya. Umar berkata:

 

إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ، لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ

Artinya: _“Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku tidak pernah melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.”_

(HR Bukhari)

Hadits ini menunjukkan bahwa Umar menyaksikan Rasul mencium Hajar Aswad dengan mata kepalanya sendiri, sehingga ia ingin meniru perilaku Nabi.

 

2. Terletak di Pojok Ka’bah

Hajar Aswad berada di tempat paling mulia di bumi, yaitu di pojok Ka’bah pada bagian timur laut. Sudut ini adalah yang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim bersama Ismail.

 

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

 

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami, terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 127)

 

3. Menjadi Titik Awal Thawaf

Hajar Aswad berada di tempat yang menjadi permulaan tawaf, yaitu di sudut timur laut bangunan Ka’bah. Setiap orang yang melakukan tawaf selalu memulai dari situ.

 

4. Menjadi Saksi di Hari Kiamat

Pada hari kiamat, Hajar Aswad akan menjadi saksi bagi siapa saja yang pernah menyentuhnya dengan sungguh-sungguh, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dalam kitab as-Sunan karya at-Tirmidzi dan al-Ausath karya at-Thabrany. Dalam beberapa riwayat juga dikatakan bahwa Hajar Aswad akan memberikan syafaat yang diterima Allah subhânahû wa ta’âlâ, meskipun ada banyak tinjauan mengenai hadits ini.

 

5. Upaya Penghancuran dan Perusakan

Pada abad ke-11, seorang pria yang diduga diutus oleh Khalifah Fatimiyah al-Hakim bin-Amr berusaha menghancurkan Hajar Aswad, tetapi ia tewas di tempat. Kejadian ini menyebabkan sedikit kerusakan pada batu suci tersebut. Sekitar tahun 1674, seseorang diduga mengolesi Hajar Aswad dengan kotoran, sehingga “setiap orang yang menciumnya ternoda.”

 

6. Pernah Dicuri

Hajar Aswad dilaporkan sempat dicuri dari Ka’bah sekitar tahun 930 Masehi oleh pasukan Qarmatians saat menjarah Mekah. Prajurit Qarmatians membawa batu tersebut ke wilayah mereka di Ihsaa atau Hajar (Arab Timur Modern). Mereka juga mencemari aliran sumur air Zamzam dengan jasad para Muslim yang tewas dalam insiden tersebut. Menurut sejarawan Ottoman Qutb al-Din, pemimpin Qarmatians saat itu memasang Hajar Aswad di masjidnya sendiri, Masjid Al-Dirar, untuk mengalihkan ibadah haji dari Mekah. Namun, upaya itu gagal karena para jemaah tetap menghormati Ka’bah. Pada tahun 952 Masehi, Hajar Aswad akhirnya dikembalikan ke tempat asalnya.

 

7. Pecah Menjadi Beberapa Bagian

Hajar Aswad awalnya berupa batu utuh, namun karena berbagai insiden sepanjang sejarahnya, batu itu kini terpecah menjadi delapan bagian dengan ukuran yang berbeda. Saat ini, Hajar Aswad telah ditempelkan pada batu yang lebih besar dan dibingkai dengan perak, sebuah bingkai yang dibuat oleh Abdullah bin Zubair. Menurut Life in Saudi Arabia, enam pecahan Hajar Aswad lainnya diklaim berada di Istanbul, Turki. Satu dipajang di Masjid Biru, satu di Makam Nabi Sulaiman, dan empat lainnya di Masjid Sokullu Sehit Mehmet Pasa Camii.

Infomasi Haji & Umroh sesuai Sunnah Hub : 082112135575

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *