Allah Ta’ala berfirman:
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab: 40).
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabi terakhir yang diutus Allah Ta’ala dengan membawa kabar gembira sekaligus peringatan bagi seluruh umat. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mendapat julukan Khataman Nabiyyin.
Mempercayai keberadaan nabi dan rasul termasuk rukun iman yang keempat. Allah Ta’ala mengutus para nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia. Dari sekian banyak nabi dan rasul, 25 di antaranya wajib diimani.
Allah Ta’ala menciptakan Nabi Adam ‘Alaihis Salam sebagai nabi pertama dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi terakhir. Artinya, tidak ada nabi lagi setelah wafatnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana firman tersebut, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam mendapat gelar Khātam an-Nabiyyīn (خاتم النبيين) atau penutup para nabi dan rasul. Dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, tidak akan ada lagi nabi setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku.” (HR. Abu Dawud).
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nasab dan keturunan yang mulia. Diceritakan dalam Sirah Nabawiyah oleh Imam Nawawi, ayah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abdullah bin Abdul Muththalib. Ayahnya memiliki saudara laki-laki Al-Abbas, Hanzah, Abu Thalib yang nama aslinya adalah Abu Manaf, Az-Zubair, Al-Harts, Hajl, Al-Muqawwim, Dhirar, dan Abu Lahab dengan nama asli Abdul Uzza.
Abdullah juga memiliki saudara perempuan bernama Shafiyyah, Ummu Hakim Al-Baidha’, Atikah, Umaimah, Arwa, dan Barrah. Abdullah lahir dari istri Abdul Muththalib yang bernama Fathimah binti Amr. Kakek Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abdul Muththalib bin Hasyim.
Sementara itu, ibunda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam merupakan wanita yang paling baik nasab dan keturunannya di kalangan Quraisy. Wanita mulia tersebut bernama Aminah Binti Wahb. Ia adalah putri dari Barrah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abduddaar bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam lahir di Kota Mekah pada 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Ia lahir dalam keadaan yatim. Ayah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam meninggal saat ia masih dalam kandungan.
Sejak lahir, ada banyak tanda-tanda kenabian yang muncul pada diri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Seiring berjalannya waktu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berbakti kepada ibu, paman, kakek dan orang-orang yang dekat dengan beliau.
Menginjak dewasa, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan saudagar kaya bernama Siti Khadijah. Bahkan, usia keduanya terpaut 15 tahun. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam saat itu tengah berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu saat usia 40 tahun. Allah Ta’ala menurunkan kitab suci Al Quran secara berangsur-angsur kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Al Quran menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di dalamnya mengandung seluruh aspek hukum bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Selain itu, Al Quran merupakan sumber hukum Islam yang utama. Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 105 sebagai berikut:
إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِمَآ أَرَىٰكَ ٱللَّهُ ۚ وَلَا تَكُن لِّلْخَآئِنِينَ خَصِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,” (QS. An-Nisa:105).
Semoga bermanfaat.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Haji umroh sesuai sunnah bersama hudaya safari tour & travel. Informasi lebih lanjut di WA Center Kami https://wa.me/6282112135575 atau kunjungi https://www.hudayasafari.com . Ikhtiar Anda Ke Tanah Suci, Adalah Semangat Bagi Para Da’i.