HUDAYANEWS – Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan bahwa penempatan tenda untuk jamaah haji pada penyelenggaraan mendatang akan lebih proporsional dan disesuaikan dengan kapasitas jamaah.
“Tendanya bagus dan banyak, tetapi jumlah jamaah juga tinggi. Oleh karena itu, penempatan tenda harus mempertimbangkan rasio jumlah jamaah di lokasi tertentu. Kepadatan yang terjadi kemarin disebabkan oleh masalah ini, dan tugas Kemenag adalah menjaga agar tidak terjadi kepadatan yang berlebihan,” ungkap Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, pada Jumat (20/09).
Ia menegaskan bahwa permasalahan infrastruktur adalah tanggung jawab Pemerintah setempat di Arab Saudi, yang saat ini sedang merancang skema baru.
“Terutama untuk memastikan penempatan jamaah di Mina lebih proporsional dan dapat mengurangi kepadatan,” lanjutnya.
Untuk mengatasi kepadatan jamaah haji, Hilman menjelaskan bahwa Kemenag bersama Pemerintah Arab Saudi sedang menyusun skema tanazul, di mana jamaah akan kembali ke hotel tanpa melakukan prosesi mabit (bermalam) di tenda Mina.
“Skema tanazul ini berarti lebih banyak hotel terdekat di Mina akan disewa. Masalah yang dihadapi sebelumnya adalah identifikasi jamaah yang akan melaksanakan tanazul, karena datanya harus jelas. Tanazul berarti mabit tidak di tenda atau Mina, tetapi di hotel terdekat. Kita perlu ingat bahwa 98,9 persen jamaah haji adalah pendatang baru yang ingin merasakan pengalaman tinggal di tenda,” paparnya.
Namun, ia menekankan bahwa skema tanazul tersebut masih dalam tahap diskusi dan bersifat sukarela.
“(Skema tanazul) masih tricky, karena kita perlu menyiapkan kategori khusus. Meskipun skema ini sudah ada, namun sifatnya sukarela dan belum terencana secara matang,” tuturnya.
Infomasi Haji & Umroh sesuai Sunnah Hub : 082112135575